Pages

Laut

Kawanku, kuceritakan kepadamu tentang laut disini.

Tak akan ada yang kamu tunggu, matahari gilang gemilang tak mau pergi dari pagi hingga senja ini. Tak pernah ada mendung kawan!


Langit adalah carut marut lukisan warna-warni, melebihi pelangi. Biru yang menjulang, putih transparan, mengombak dan gerombolan, kuning keemasan, emas kemerahan, jingga.. oh jingga. Jangan tanya mengapa banyak warna disana. Ini laut, udara, langit, dan matahari yang menjalin persekongkolan : keindahan. 


Bau udara kawanku, buanglah segala wewangian di dalam almarimu. Wangi disini sungguh berbeda, bentangkan tangan, mata pejam, hirup ia dalam-dalam... Kebebasan.. ya, bau kebebasan...
Tak ada yang akan kamu risaukan, Inilah pelukan alam. Peluk kehangatan dalam gigil dunia masa lalu yang dingin dan sunyi.


Ombak. Haha... kamu pasti tidak percaya jika kukatakan tidak ada ombak disini... Disini hanyalah ada sapuan kecil yang lembut mendorong dan menarik pasir ke pelukan laut. Hanya sampai beberapa sentimeter kemudian ia memuntahkan kembali, estafetkan pasir ke pelukan pantai. Kadang aku tertawa sendiri, mengapa memberikan jika untuk diambil kembali?


- ah bukan diberikan, tetapi dipinjamkan... seperti diri kita.-  


Kerang-kerang berpelukan pada pasir hitam legam dan gemilang karena mutiara yang memantulkan sinar. Disini seperti disergap kerinduan, tapi ogah mengejar.


Kapal-kapal, Puluhan orang berduyun mengorbit pada kerangka kayu raksasa, mereka masukkan kulit kayu pada sela-sela papan kapal, mengukur bentuknya dan pada suatu pagi ketika laut sedang pasang, seluruh warga kampung akan berduyun berdoa di sekeliling kapal, mendorong paksa kapal raksasa yang sudah bertahun digembleng tukang, upacara turun laut!


Disini tidak ada yang perlu ditunggu, ketika malam. Matahari telah memecah sinarnya mencadi bintang-bingtang. Tumpah ruah, dekat dan megah. Seakan hanya sejengkal saja jarak ubun-ubun dengan kerlap-kerlip itu. Benar-benar sindiran yang hebat bagi laut. 


Dan saat pagi, jangan tanya lagi. Batupun kedinginan dan kerang kebingungan mengapa aku keluar pada dingin yang kejam, hanya demi melayarkan perahu kertas yang berisi satu pesan : .....